PENINGKATAN NILAI EKONOMI LIMBAH KAYU PALET JATI BELANDA SEBAGAI BAHAN FURNITURE BERKUALITAS
Keywords:
Fur-Craft, Furniture, Limbah, Mitra, EcommerceAbstract
Limbah kayu jati Belanda banyak ditemukan di pelabuhan peti kemas. Selama ini pemanfaatan limbah tersebut banyak digunakan sebagai kayu bakar. Peningkatan nilai ekonomis limbah tersebut dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi produk furniture. Furniture Crafting(Fur-Craft) adalah bisnis furniture yang menjadikan limbah kayu jati Belanda sebagai bahan utamanya. Penggunaan limbah palet kayu jati Belanda dan cat waterbaseyang ramah lingkungan menjadi keunggulan Fur-Craft. Meskipun menggunakan limbah kayu, Fur-Craft tetap membuat produk furniture dengan kualitas premium. Berbagai jenis produk telah diproduksi dan dipasarkan oleh Fur-Craft. Dalam proses produksinya, konsumen diperbolehkan untuk membuat produk sesuai dengan desain yang diinginkan sehingga berbeda dengan produk lain yang ada di pasaran. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Fur-Craft diantaranya adalah mengikuti Expo kewirausahaan, membuka stand di FEB UMY Run dan ahad morningUMY, serta menggunakan Ecommerce. Penjualan produk Fur-Craft dimulai pada bulan Mei 2018 dan mengalami peningkatan hasil penjualan sebesar Rp. 1.000.000,-/bulan. Untuk memenuhi tingginya permintaan akan produk, dilakukan upaya peningkatan kapasitas produksi dengan menggandeng mitra usaha di daerah Kasongan. Pengolahan limbah kayu jati Belanda menjadi produk furniture dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut serta menjaga kelestarian alam sekitar.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Hak Cipta Kemdikbud
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.